Indonesia dipilih sebagai negara percontohan untuk proyek penanggulangan ekstremisme dan terorisme melalui olahraga, karena semangat persatuan dalam keberagaman yang kuat dan sektor olahraga yang terus berkembang, demikian dilaporkan kantor berita Antara.
“Bersama UNOCT (United Nations Office of Counter-Terrorism) dan Global Sport, kita manfaatkan olahraga untuk meredam dan mencegah gerakan ekstremis dan teroris,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo saat membuka konferensi penanggulangan terorisme melalui olahraga di Bali, Selasa (1/10).
Menurutnya, kerja sama antara pemerintah Indonesia dan UNOCT dilakukan melalui program Global Sport.
Dalam konferensi tersebut, dirumuskan beberapa poin utama kerja sama untuk proyek percontohan potensial di bidang olahraga, termasuk sepak bola atau bola voli, imbuh menteri.
Pemerintah akan memperkuat ekosistem olahraga tersebut dengan memanfaatkan keberagaman Indonesia sebagai basis untuk meredam potensi ekstremisme dan terorisme, katanya.
Ia menambahkan, UNOCT telah menyiapkan metode dan strategi untuk mempromosikan keberagaman Indonesia sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat.
“Kami merasa terhormat PBB memutuskan untuk hadir di Indonesia. Kami ingin Indonesia siap menjadi negara olahraga di masa mendatang,” tegasnya.
Ariotedjo menilai pilot project ini efektif sebagai upaya penanggulangan terorisme dan ekstremisme di Indonesia.
“Masyarakat semakin bangga dengan tim nasional kita, baik di cabang olahraga sepak bola, bola voli, maupun panjat tebing. Ini menjadi salah satu tolok ukur peningkatan rasa bangga dan cinta tanah air,” imbuhnya.
Ia mencatat, olahraga dan terorisme tidak berkaitan langsung, tetapi terkait erat dari segi keamanan.
Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dan UNOCT dilakukan dengan mencermati kasus-kasus terorisme di ajang olahraga, salah satunya adalah pengeboman Boston Marathon di Amerika Serikat pada 2013 yang menewaskan tiga orang.