Pemanjat tebing cepat Veddriq Leonardo telah memberikan medali emas Olimpiade pertama bagi Indonesia di luar cabang bulu tangkis setelah berlari cepat di dinding setinggi 15 meter untuk mengalahkan rivalnya dari Tiongkok dengan selisih hanya dua ratus detik.
Medali emas Veddriq merupakan medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris, dan yang kesembilan sejak negara tersebut memulai debutnya di Olimpiade pada tahun 1952.
“Saya merasa sangat senang, sangat gembira,” kata atlet berusia 27 tahun itu. “Jantung saya berdebar kencang [dalam kompetisi], tetapi saya tetap fokus dan menyelesaikannya.”
Veddriq memanjat dinding dalam waktu 4,75 detik, yang merupakan waktu terbaiknya, untuk mengalahkan Wu Peng dari Tiongkok di posisi teratas. Pelatihnya menangis tersedu-sedu dan Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia Yenni Wahid mengatakan bahwa dia “sangat terharu hingga ingin menangis”.
Saat masyarakat Indonesia merayakan kemenangan Olimpiade Veddriq, Rizki Juniansyah yang berusia 21 tahun memberikan medali emas kedua bagi negara itu hari itu dengan memenangkan kompetisi angkat beban putra 73 kg.
Juniansyah mengangkat total 354 kg selama kompetisi, memenangkan medali emas dengan rekor Olimpiade clean and jerk 199 kg untuk mengalahkan saingannya dari Thailand dan Bulgaria.
Rizki mengatakan dia “bahagia, bangga, dan sangat emosional” memenangkan medali emas pertamanya dan berterima kasih kepada masyarakat Indonesia atas dukungan mereka.
“Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan saya,” Jakarta Post melaporkan atlet angkat beban tersebut. “Anda melihat saya menangis karena ini merupakan pengalaman yang sangat emosional dan indah dan saya sudah menatap masa depan.”
Kekuatan panjat tebing cepat
Kepulauan Asia Tenggara telah menjadi kekuatan utama dalam panjat tebing cepat, memecahkan rekor, dan meraih banyak medali di ajang internasional teratas.
Veddriq, yang lahir di Pontianak di Kalimantan Indonesia dan menekuni olahraga ini setelah bergabung dengan kelompok pecinta alam pelajar yang juga melakukan panjat dinding, telah memenangkan Piala Dunia olahraga ini tiga kali dan merupakan pemanjat tebing cepat pertama yang memecahkan batasan lima detik.
Presiden Indonesia Joko Widodo termasuk orang pertama yang mengucapkan selamat atas medali emas tersebut dengan menulis di huruf X bahwa prestasi pemanjat cepat tersebut telah membawa “kebanggaan baru bagi Indonesia”.
Negara ini sebelumnya hanya pernah memenangkan medali emas di cabang bulu tangkis.
“Kata-kata hampir tidak dapat mengungkapkan perasaan kami. Puji Tuhan,” kata ibu Veddriq, Rosita Hamzah, kepada penyiar Kompas TV.
Panjat tebing pertama kali dipertandingkan di Olimpiade Tokyo tahun 2021, tetapi kecepatan secara kontroversial dipadukan dengan cabang boulder dan lead, yang membutuhkan keterampilan yang sama sekali berbeda. Paris menandai pertama kalinya spesialis kecepatan berkompetisi di bidang keahlian mereka sendiri.
“Saya bangga, sangat bangga. Kegembiraannya meledak-ledak,” kata Kristoforus Bagaskoro, seorang manajer kreatif berusia 41 tahun di ibu kota Jakarta, kepada kantor berita AFP.
“Kita harus lebih menggembar-gemborkan olahraga ini dan membantunya berkembang lebih jauh lagi.” Sam Watson dari Amerika Serikat meraih perunggu di depan Reza Alipour dari Iran dalam pendakian untuk tempat ketiga, mencatat rekor dunia 4,74 detik.